Keindahan
ekosistem di Tulungagung memang tak diragukan lagi. Dan ternyata, untuk
mencicipi salah satunya kita tidak perlu jauh-jauh meninggalkan Blitar.
Tepatnya di kawasan hutan lindung di Kecamatan Rejotangan (kira-kira Desa
Tanen, mungkin juga Sumberagung) terdapat sebuah air terjun batu kapur yang
sangat elok, air terjun tersebut dikenal sebagai air terjun Kandung. Kabar
mengenai air terjun ini kami ketahui setelah secara tidak sengaja browsing di
internet. Setelah waktu memungkinkan, kami pun meluncur ke TKP.
Seperti
biasa, kami selalu berangkat dengan ketidaktahuan. Rute yang dipilih pun asal
saja, yang penting setelah melewati perbatasan Blitar-Tulungagung kami harus
segera mencari jalan keselatan. Penyusuran kami akhirnya sampai di Desa
Sumberagung. Dari sini kami sudah ndak tau arah. Kami pun memutuskan
untuk bertanya pada warga setempat. Warga yang kami jumpai ternyata segera
tanggap. Beliau menjelaskan dengan terampil,”ikuti jalan saja mas, sawah lurus,
perempatan setelah sawah belok ke selatan.” Berbekal arahan tersebut kami pun
melanjutkan perjalanan.
Setelah
mengikuti arahan dari warga, jalanan yang kami lalui mulai berkelok dan menanjak,
aspal yang tadinya setia menemani kini sudah berganti dengan macadam. Laju
motor segera terhenti dan kami pun terperanjat melihat apa yang ada dihadapan
kami. Disini tampak sebuah wanawisata yang sepertinya sudah lama ditinggalkan.
Puing-puing bangunan dan gazebo-gazebo yang telah rusak membuat kawasan ini
tampak mencekam. Namun semua ini tidak menyurutkan pencarian kami.
Suara
gemercik air terjun terdengar dengan jelas disini, namun kami tidak juga
menjumpai kenampakannya. Setelah mondar-mandir di dalam hutan selama 20 menit,
kami mulai menemukan titik terang. Dengan metode coba-coba akhrinya kami
melihat puncak dari air terjun Kandung. Kami pun bergegas dan… Inilah mahakarya
yang tesembunyi… AIR TERJUN KANDUNG..
Benar-benar
sebuah mahakarya. Hijaunya lumut yang berpadu dengan rona batuan kapur, membuat
air terjun ini begitu istimewa. Keelokannya semakin terpancar dengan adanya
rerumputan yang menghiasi puncak air terjun.
Dibawah air terjun dapat dijumpai
dua buah kolam alami yang bertingkat. Airnya jernih keputihan menggoda siapa
saja untuk berendam. Sekali lagi, air terjun Kandung benar-benar sebuah
mahakarya yang tiada duanya.
Perang
batin pun mulai menghinggapi kami, “mengapa air terjun yang begitu eksotis ini
ditinggalkan begitu saja?” Pikiran itu terus mengganggu hingga kami menyudahi
perjalanan ini. Namun itu semua tak merubah apapun. Semoga perjalanan ini dapat
mengembalikan eksistensi air terjun Kandung yang terlupakan.