Jumat, 28 November 2014
AIR TERJUN BIDADARI
Air terjun bidadari
merupakan air terjun alami yang berada di kampung cibimbim, desa Bojong koneng,
Babakan Madang, Kab Bogor.
Air terjun alam setinggi 75 m dengan sumber mata air dari kawasan hutan.
Air terjun alam setinggi 75 m dengan sumber mata air dari kawasan hutan.
Cerita Air Terjun
Bidadari
Pada awalnya menuju air terjun bidadari hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki Sejauh 2 km dari kampung cibimbim. Dari kejauhan air terjun terlihat sebagian Karena tertutup bukit yang membentuk
lembah. Kemudian bukit tersebut digali Untuk perluasan kolam namun ternyata Terdapat batu besar yang kemudian dibelah Untuk jalan masuk ke air terjun.
Diantara bebatuan tersebut terdapat celah seperti goa yang konon menjadi tempat bersembunyi jaka tarub Saat melihat bidadari mandi di air terjun ini. Sehingga air terjun ini Disebut air terjun bidadari karena menjadi
Tempat mandinya para bidadari
Pada awalnya menuju air terjun bidadari hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki Sejauh 2 km dari kampung cibimbim. Dari kejauhan air terjun terlihat sebagian Karena tertutup bukit yang membentuk
lembah. Kemudian bukit tersebut digali Untuk perluasan kolam namun ternyata Terdapat batu besar yang kemudian dibelah Untuk jalan masuk ke air terjun.
Diantara bebatuan tersebut terdapat celah seperti goa yang konon menjadi tempat bersembunyi jaka tarub Saat melihat bidadari mandi di air terjun ini. Sehingga air terjun ini Disebut air terjun bidadari karena menjadi
Tempat mandinya para bidadari
Kamis, 06 November 2014
TAMAN NASIONAL UJUNG KULON
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan perwakilan
ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di
Jawa Barat, serta merupakan habitat yang ideal bagi kelangsungan hidup
satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka
lainnya. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem
perairan laut, ekosistem rawa, dan ekosistem daratan.
Keanekaragaman tumbuhan dan satwa di Taman Nasional Ujung
Kulon mulai dikenal oleh para peneliti, pakar botani Belanda dan Inggris
sejak tahun 1820.
Kurang lebih 700 jenis tumbuhan terlindungi dengan baik
dan 57 jenis diantaranya langka seperti; merbau (Intsia bijuga),
palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemia
speciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), ki hujan (Engelhardia
serrata)dan berbagai macam jenis anggrek.
|
Satwa di Taman Nasional Ujung Kulon terdiri dari 35
jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis reptilia, 22 jenis amfibia, 240
jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan dan 33 jenis terumbu karang.
Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos
javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili
(Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus
auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera
pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis),
owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas).
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan obyek wisata alam
yang menarik, dengan keindahan berbagai bentuk gejala dan keunikan alam
berupa sungai-sungai dengan jeramnya, air terjun, pantai pasir putih,
sumber air panas, taman laut dan peninggalan budaya/sejarah (Arca Ganesha,
di Gunung Raksa Pulau Panaitan). Kesemuanya merupakan pesona alam yang
sangat menarik untuk dikunjungi dan sulit ditemukan di tempat lain.
|
Jenis-jenis ikan yang menarik di Taman Nasional Ujung Kulon baik yang hidup di perairan laut maupun sungai antara lain ikan kupu-kupu, badut, bidadari, singa, kakatua, glodok dan sumpit. Ikan glodok dan ikan sumpit adalah dua jenis ikan yang sangat aneh dan unik yaitu ikan glodok memiliki kemampuan memanjat akar pohon bakau, sedangkan ikan sumpit memiliki kemampuan menyemprot air ke atas permukaan setinggi lebih dari satu meter untuk menembak memangsanya (serangga kecil) yang berada di i daun-daun yang rantingnya menjulur di atas permukaan air. |
Taman Nasional Ujung Kulon bersama Cagar
Alam Krakatau merupakan asset nasional, dan telah ditetapkan sebagai Situs
Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991.
Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Situs Warisan Alam Dunia, UNESCO telah memberikan dukungan pendanaan dan bantuan teknis. |
Masyarakat yang bermukim di sekitar taman
nasional yaitu suku Banten yang terkenal dengan kesenian debusnya. Masyarakat
tersebut pengikut agama Islam, namun mereka masih mempertahankan kebiasaan-kebiasaan,
tradisi, dan kebudayaan nenek moyang mereka.
Di dalam taman nasional, ada tempat-tempat yang dikeramatkan bagi kepentingan kepercayaan spiritual. Tempat yang paling terkenal sebagai tujuan ziarah adalah gua Sanghiang Sirah, yang terletak di ujung Barat semenanjung Ujung Kulon.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik
untuk dikunjungi:
Musim kunjungan terbaik: bulan April s/d September.Tamanjaya dan Cibiuk. Pintu masuk utama dengan fasilitas, pusat informasi, wisma tamu, dermaga, sumber air panas. Pantai Kalejetan, Karang Ranjang, Cibandawoh. Fenomena gelombang laut selatan dan pantai berpasir tebal, pengamatan tumbuhan dan satwa. Pulau Peucang. Pantai pasir putih, terumbu karang, perairan laut yang biru jernih yang sangat ideal untuk kegiatan berenang, menyelam, memancing, snorkeling dan tempat ideal bagi pengamatan satwa satwa rusa di habitat alamnya. Karang Copong, Citerjun, Cidaon, Ciujungkulon, Cibunar, Tanjung Layar, dan Ciramea. Menjelajahi hutan, menyelusuri sungai, padang pengembalaan satwa, air terjun dan tempat peneluran penyu. Pulau Handeuleum, Cigenter, Cihandeuleum. Pengamatan satwa (banteng, babi hutan, rusa, jejak-jejak badak Jawa dan berbagai macam jenis burung), menyelusuri sungai di ekosistem hutan mangrove. Pulau Panaitan, dan Gunung Raksa. Menyelam, berselancar, dan wisata budaya/ sejarah.
Cara pencapaian lokasi:
Jakarta - Serang (1 1/2 jam via jalan Tol), Serang - Pandeglang - Labuan (1 1/2 jam) atau Jakarta - Cilegon (2 jam via jalan Tol), Cilegon - Labuan (1 jam) atau Bogor - Rangkasbitung - Pandeglang - Labuan (4 jam). Labuan - Sumur (2 jam), Sumur - Pulau Peucang (1 jam dengan kapal motor nelayan) atau Labuan - Pulau Peucang (4 jam dengan kapal motor nelayan). |
Kantor : Jl. Perintis Kemerdekaan No. 51, Labuan, Pandeglang 42264
Telp. (0253) 801731; Fax. (0253) 804651 E-mail : btnuk@cilegon.wasantara.net.id |
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 284/ Kpts-II/92,
luas 122.956 hektar
Ditetapkan ---
Letak Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten
Temperatur udara 25° - 30° C
Curah hujan Rata-rata 3.200 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 - 608meter dpl
Letak geografis 6°30’ - 6°52’ LS, 102°02’ - 105°37’ BT
DANAU TOBA
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan
ukuran panjang
100 kilometer
dan lebar
30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia
dan Asia Tenggara.
Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Danau Toba sejak lama menjadi daerah
tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang,
Berastagi
dan Nias,
menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Sejarah
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan
sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano
(gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose
dan Craig Chesner
dari Michigan Technological University
memperkirakaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal
dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan.
Menurut beberapa bukti DNA,
letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah
populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga
ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya. Setelah
letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang
sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar
menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti multidisiplin
internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam
suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs
arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan
utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan
sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu,
dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal
sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari
oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari
bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang
yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana
(padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan,
daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi
purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat
luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi
supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena
ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak
kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari
sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu
sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa
dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.
Kerusakan lingkungan
Pada bulan Mei 2012 Pemkab Samosir
menerbitkan surat keputusan (SK) Bupati Samosir No 89 tanggal 1 Mei 2012
tentang Pemberian Izin Lokasi
Usaha Perkebunan Hortikultura dan Peternakan seluas 800 hektare di Hutan Tele, di Desa Partungkot
Nagijang dan Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten
Samosir, Sumatera Utara kepada PT Gorga Duma Sari (GDS)
yang dimilik seorang anggota DPRD Kabupaten Samosir, Jonni Sitohang. Kemudian
dilanjutkan dengan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) yang diberikan oleh Kepala Dinas
Provinsi Sumatera Utara melalui SK Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Samosir Nomor 005 Tahun 2013. Ketua Pengurus Forum Peduli Samosir
Nauli (Pesona), Rohani Manalu menyatakan
bahwa ijin yang didapatkan ini membuat PT GDS melakukan penebangan atas kayu
kayu alam di dalam hutan tanpa memiliki AMDAL. Rohani juga menyatakan bahwa
akibat lain adalah terjadinya longsor dan banjir yang menimbulkan korban jiwa.
Akibat penebangan hutan
Tele, lumpur hasil erosi di atas tanah bekas penebangan tersebut telah
menyebabkan pendangkalan sungai-sungai di sekitar Danau Toba.
Program penanaman sejuta pohon yang
digerakkan pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun dikatakan tidak efektif
karena banyak pohon yang mati karena tidak dirawat. Hal ini menyebabkan tiga
aktivis lingkungan Sumatera Utara, Marandus Sirait, Hasoloan Manik (Kalpataru),
dan Wilmar Eliaser
Simandjorang (Satya Lencana
Karya Satya, Toba Award, Wana Lestari)
mengembalikan semua piagam penghargaan yang pernah diberikan pemerintah
Provinsi Sumatera Utara, Kementrian Kehutanan, dan Istana Negara.
Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya telah melayangkan dua surat
rekomendasi agar Bupati Samosir Mangindar Simbolon sebagai
pemberi izin usaha dan penanggung jawab agar memberikan sangsi administratif
berupa penutupan aktivitas usaha. Setelah surat pertama tidak digubris, Bupati
Samosir menjawab surat kedua dengan menyatakan bahwa perusahaan tidak melanggar
sehingga tak layak tutup. Karena Bupati tidak melaksanakan rekomendasi
Kementrian Lingkungan Hidup pun memberlakukan Pengambil Alihan
Wewenang (Second Line Enforcement) dan menutup sementara aktivitas
PT GDS. Setelah Kementrian Lingkungan Hidup turun langsung ke lokasi
berdasarkan temuan bahwa keputusan tidak digubris dan Pemkab menyurati PT GDS
untuk menaati surat keputusan PT GDS pun menghentikan semua kegiatan
operasional dan menarik alat-alat berat di kawasan tersebut berdasarkan
pengakuan Direktur GDS Jonni Sitohang.
AIR TERJUN SUMBER PITU
Malang
masih menjadi primadona akan tempat wisatanya. Kota berhawa sejuk ini menyimpan
banyak potensi wisata bernuansa alam yang belum terjamah. Salah satunya air
terjun Sumber Pitu. Obyek wisata ini belum banyak dikenal masyarakat sehingga
suasananya masih alami. Ngalamers wajib memasukkan Air Terjun Sumber Pitu ke
dalam list tujuan wisata selanjutnya
Sumberpitu
adalah sebuah tempat wisata alam yang terletak di desa Duwet Krajan, sekitar 7
km sebelah timur Kota Tumpang. Pemandangan alam yang cukup indah, daerah
perbukitan yang banyak tanaman Apel dan sayuran. Sumberpitu terdapat mata air
yang jumlahnya banyak sekali, selain mata air juga terdapat goa peninggalan
masa lalu dan terdapat pula sebuah air terjun yang diberi nama RINGIN GANTUNG,
karena disitu terdapat pohon beringin yg menempel pada dinding tebing air
terjun.
Sumber
Pitu berasal dari mata air yang muncul di tujuh titik yang hampir berdekatan.
Uniknya, mata air coban ini berada di tebing dan air yang keluar dari tanah
langsung menyembur sebagai air terjun yang jumlahnya sangat banyak. Debit
sumber air di Sumber Pitu mencapai 1.600 L/detik. Mengingat banyaknya sumber
dan debit air yang keluar tersebut, kemungkinan coban ini merupakan sungai di
bawah tanah. Masyarakat setempat percaya bahwa Sumber Pitu masih ada
hubungannya dengan Gunung Bromo. Air terjun ini sering digunakan masyarakat
dari luar desa sebagai tempat ritual. Mereka percaya bahwa air yang langsung
keluar dari tanah dan menyembur merupakan air suci. Banyak orang yang datang
membawa botol dan diisi air untuk dibawa pulang atau diminum langsung.
Untuk
mencapai air terjun Sumber Pitu, bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan
roda dua maupun roda empat. Lokasinya masih satu jalur menuju Coban Pelangi dan Gunung Bromo.
Bila menggunakan kendaraan umum, dari pasar Tumpang naik angkutan kota jurusan
ke Gubugklakah kemudian turun di pertigaan balai desa Wringinanom. Di sini
terpampang spanduk dan foto air terjun Sumber Pitu. Lokasi air terjun masih
sekitar 3 km lagi. Dari sini, Anda harus belok kiri sampai menemui Balai Desa
Duwet Krajan, lalu Ngalamers bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki
sekitar 2 km.
Selama
perjalanan, Ngalamers akan disuguhi pemandangan yang eksotik. Antara lain
pemandangan perbukitan yang banyak ditanami apel milik warga, lahan
sayur-sayuran, tebing dan bebatuan yang sangat memukau. Wisatawan juga akan
melewati sungai yang jernih dengan beberapa air terjun kecil di sepanjang
perjalanan. Bahkan, jika beruntung Ngalamers akan menemukan beberapa monyet berkeliaran.
Perpaduan
antara keindahan, kedamaian, tantangan, serta panorama yang ada di Sumber Pitu
sungguh memikat pengunjung yang datang. Tujuh air terjun setinggi sekitar 70
meter di tengah hutan melahirkan pesona luar biasa. Di dekat sumber ada
hamparan rumput lebat yang bisa digunakan untuk bersantai.
Langganan:
Postingan (Atom)