Blogger Widgets CANDI MENDUT | WAP'S BLOG

Pages

Jumat, 20 Maret 2015

CANDI MENDUT

Beragam peninggalan yang mencerminkan kejayaan dan kemegahan masa lalu tersebar di berbagai penjuru nusantara. Salah satu sisa kemegahan masa lalu adalah Candi Mendut yang terletak sekitar 3 km arah timur dariBorobudur. Prasasti Kayumwungan yang ditemukan di Karangtengah menyebutkan bahwa Candi Mendut dibangun oleh Raja Indra dari Dinasti Syailendra. Candi berbentuk persegi empat dengan atap bertingkat yang dihiasi stupa-stupa kecil ini dibangun lebih dulu daripada Pawon dan Candi Borobudur yang terletak dalam satu garis lurus. Berbeda dengan Candi Borobudur yang menghadap ke arah matahari terbit, maka pintu masuk Candi Mendut menghadap ke arah barat.
Pagi itu kala YogYES mengunjungi candi tampak beberapa siswi SMA dan wisatawan asing sedang menaiki tangga candi. Dari kejauhan Candi Mendut terlihat anggun dan kokoh berdiri di atas kaki candi setinggi 3,70 m. Sesampainya di pelataran, YogYES berjalan mengitari kaki candi dan menemukan beberapa panel relief yang mengisahkan tentang burung dan kura-kura, kera dan burung manyar, brahmana dan kepiting, serta sejumlah fabel lainnya. Sepintas lalu relief itu terlihat seperti cerita yang ditujukan untuk anak-anak, namun sejatinya relief yang menggambarkan kisah jataka itu memberikan pesan moral bagi semua orang yang berkunjung ke Candi Mendut. Naik ke badan candi, YogYES menemukan 8 relief Bodhisattva dengan berbagai sikap tangan serta berukuran jauh lebih besar dibandingkan dengan panel relief di Candi Borobudur.
Saat melangkahkan kaki memasuki bilik candi, semerbak wangi bunga bercampur dengan aroma hio tercium dengan dengan jelas. Tiga arca setinggi 3 meter yang disinari cahaya keemasan menyambut YogYES. Arca-arca berukuran besar yang berada di bilik Candi Mendut itu adalah arca Dyani Buddha Cakyamuni atau Vairocana, arca Avalokitesvara, dan arca Bodhisatva Vajrapani. Arca Dyani Buddha Cakyamuni yang berada di tengah duduk dengan kedua kaki menyiku ke bawah dan sikap tangan memutar roda dharma. Dipahat dari batu utuh dengan kecermatan tinggi membuat tiga arca itu nampak anggun dan gagah. Di depan arca Buddha terdapat rangkaian bunga segar, hiolo, dan hio.
Puas menikmati keindahan Candi Mendut dan ketiga arca raksasanya, YogYES meninggalkan gerbang candi melewati deretan kios suvenir. Tak jauh dari candi terdapat Buddhist Monastery yang hening dan terbuka untuk umum. Bunga teratai yang bermekaran di kolam serta sejumlah stupa yang berjajar menghiasi jalan masukBuddhist Monastery. Setiap malam mulai pukul 19.00 - 20.00 WIB, di tempat ini dilakukan ritual chanting atau meditasi dengan cara mendengarkan alunan musik serta nyanyian. Tak harus beragama Buddha, siapapun boleh mengikuti ritual chanting. Namun sayang, saat YogYES mengunjungi Buddhist Monastery pada malam hari ritualchanting baru saja usai. YogYES pun beranjak pergi meninggalkan Buddhist Monastery dan Candi Mendut yang berdiri dengan megah di tengah kegelapan.

0 komentar:

Posting Komentar