Pantai Coro terletak di selatan Jawa Timur, tepatnya di
Kabupaten Tulungagung. Bagi kompasianer yang berasal dari Jawa Timur, pasti
sudah tak asing dengan ikon wisata Tulungagung, yakni pantai Popoh. Lokasi
pantai Coro sendiri bersebelahan dengan pantai Popoh, tepat di sebelah timur.
Namun ada bedanya, pantai Popoh mudah diakses tetapi pantai Coro sedikit butuh
perjuangan untuk mencapainya. Dari pusat kota Tulungagung, menuju ke selatan
sejauh 35 km. Sudah jarang kendaraan umum yang mengangkut penumpang dari tengah
kota menuju pantai Popoh. Jadi, untuk mencapai pantai Coro, kendaraan yang bisa
diandalkan adalah kendaraan pribadi atau sewa.
Karena letaknya yang bersebelahan dengan pantai Popoh, pintu
masuk pantai Coro juga bersatu dengan pantai Popoh. Setelah melewati pintu
gerbang, jalan bercabang dua. Arah kanan mengarah ke pantai Popoh dan kiri
mengarah ke pantai Coro. Saat terlihat monumen reco sewu (arca seribu)
disitulah kendaraan harus berhenti. Lokasi parkir terletak dekat dengan reco
sewu dan di parkiran tersebut ada satu-satunya kios makanan ringan (snack) dan
minuman. Oleh sebab itu, bagi petualang yang tidak membawa bekal bisa membeli
di situ juga karena selama perjalanan maupun di lokasi pantai sudah tidak ada
lagi kios yang ditemukan.
Jarak dari parkir menuju pantai sekitar 2 km dan waktu yang
diperlukan untuk menuju pantai Coro kurang lebih 30 menit. Meskipun terbaca
cukup jauh dan lama, suguhan selama perjalanan cukup menyenangkan. Perjalanan
menuju pantai Coro di mulai dengan melintasi perumahan penduduk dan dilanjutkan
melewati perbukitan. Ladang penduduk terhampar sepanjang bukit menuju pantai
Coro. Bila cuaca cerah, jalanan enak dilalui, tapi jika cuaca hujan bersiaplah
melewati jalan berlumpur. Padi, pisang, ketela pohon dan beberapa pohon jati
menjadi komoditas yang di tanam penduduk sekitar. Tapi jangan diambil untuk
perbekalan ya, kecuali kepepet, hahaha. Bukan cuma ladang, pemandangan lain
yang bisa dinikmati adalah tujuh sungai yang harus dilalui sebelum mencapai
lokasi pantai. Saat bertanya pada penduduk setempat, pasti mereka akan menjawab
pantai coro ada setelah melewati tujuh kali (sungai).
Seru bukan….
Tenang, jangan bayangkan sungai yang akan dilewati seperti
Bengawan Solo, Musi, atau Kapuas yang lebar sekaligus dalam. Ke tujuh sungai
itu lebarnya hanya 1 sampai 3 meter dengan kedalaman hanya sampai mata kaki
saja. Sungai pertama yang dilalui merupakan sungai terlebar, yakni sekitar 3
meter. Bila pun selama perjalanan merasa capai dan butuh istirahat, kita bisa
berteduh sejenak di gubuk - gubuk penduduk.
Setelah
berlelah-lehan selama 30 menit, penat akan langsung terbayar saat bulan sabit
muncul dari balik bukit. Yap, itulah pantai Coro yang masih perawan, berpasir
putih. Layaknya surga pribadi dunia, di pantai ini bisa berjemur sepuasnya
maupun bermain air sampai capai tanpa takut keramaian dari pengunjung lain.
Keindahan pantai Coro sangat dipengaruhi cuaca, bila sedang musim hujan,
bersiaplah menemui ombak besar dan air laut naik. So, jika anda ingin
mengunjungi pantai Coro, sebaiknya saat musim kemarau saja.
0 komentar:
Posting Komentar